(GoVlog) Jika Kamu Menjadi ODHA, Sanggupkah ?

09:25:00 Unknown 2 Comments

(Mampang Prapatan - Jakarta Selatan)


Meminum obat setiap hari sepanjang sisa hidupmu, tak bisa melakukan banyak aktifitas, dikucilkan oleh orang-orang sekitar – bahkan oleh orang yang berjanji akan menyayangimu selamanya. SANGGUPKAH ??



Saat itu...setahun kemarin, saat saya berprofesi sebagai penyiar radio. Tiba-tiba manajer oprasional dan manajer produksi memanggil saya sembari menyerahkan sebuah surat undangan workshop dan seminar tentang HIV AIDS. Saya ditugaskan untuk meliput dan seharian mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS yang menjadi pihak pengundang saat itu. Tebak apa yang saya lakukan setelah mendapat undangan tersebut ? meyimpannya entah di mana dengan kadar kepentingan yang amat minim. 

Mungkin bisa disebut bodoh atau polos, dengan minimnya pengetahuan yang saya miliki, saat itu saya menganggap HIV AIDS adalah penyakit klise yang disebabkan oleh kesalahan Odhanya sendiri. Toh mungkin itu hukuman untuk mereka. Mengapa mereka melakukan sex bebas ? mengapa mereka menggunakan jarum suntik secara bergantian ?. maka saya tak menganggap workshop dan seminar tersebut adalah hal penting yang bermanfaat.

Namun kemudian, tanpa ada siapapun yang bisa menduga, orang yang sangat saya sayangi secara diam-diam, yang sesungguhnya adalah  kekasih teman saya, tiba-tiba divonis mengidap penyakit AIDS. Sebut saja namanya Ramli. Dokter menduga virus HIV telah menusukan cakramnya di sel-sel tubuh Ramli yang kurus kering. Gejala yang dialami  kekasih Ramli sama persis dengan yang dialami oleh penderita-penderita AIDS yang lain. Diantaranya adalah sering demam pada malam hari, berat badannya turun drastis, banyak berkeringat dan merasakan tubuh yang sangat lemah. Saat itu saya merasa langit runtuh menimpa bumi,apalagi teman saya yang notabene adalah kekasih Ramli ? ia merasa tak ada lagi pembelaan yang bisa dilontarkan kepada seluruh keluarganya. Meskipun baru dugaan, sebagai seseorang yang dicalonkan untuk menjadi pendamping hidup kekasihnya kelak, tentu teman saya merasa sangat  khawatir. Dengan kondisi mental Ramli yang menurun akibat perspektif buruk masyarakat terhadap AIDS, tiba-tiba saja teman saya memutuskan untuk berpisah dengan Ramli. Katanya, dia takut tertular. Sungguh tega, padahal odha yang sedang menderita itu adalah kekasihnya.

Saya sebagai penyiar, saat itu bertekad untuk mengubah perspektif buruk orang-orang awam terhadap odha lewat media radio. Akhirnya paradigma saya yang telah memandang sebelah mata undangan workshop dan seminar tentang HIV AIDS runtuh. Saya mencari selembar kertas undangan yang pelaksanaannya tinggal beberapa jam lagi. Ternyata undangan tersebut terselip di tumpukan buku yang sudah menjelma seperti punden berundak. Saat itu yang ada di fikiran saya adalah bagaimana cara merawat dan mengobati kekasih saya yang diduga terinfeksi virus HIV. Seminar tersebut mengundang perwakilan penyiar dari semua radio yang ada di Kabupaten saya. Tujuannya adalah mengajak para penyiar yang diundang mempublikasikan kepada khalayak ramai agar peduli dan tanggap terhadap AIDS, karena penyakit ini ada dan menjadi bagian dari kehidupan sosial kita.


Banyak ilmu yang saya dapat dari seminar tersebut, dan saya siarkan setiap minggunya dalam program radio khusus HIV AIDS . Dulu saya menganggap bahwa HIV bisa tertular lewat gigitan nyamuk, padahal HIV itu hanya bisa ditularkan lewat seks penetratif (anal atau vaginal) dan oral seks. Kemudian untuk mereka yang rajin menyumbangkan darahnya lewat transfusi darah, waspadalah dengan  pemakaian jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian dalam lingkungan perawatan kesehatan. Apalagi untuk mereka yang selalu menyuntikkan narkoba ke dalam tubuhnya. Untuk Ibu yang sedang hamil atau menyusui, secara otomatis virus jahat HIV akan tertular pada bayinya. Saat itu saya berteriak “Dengar, tolong dengar sekali lagi, jangan termakan mitos AIDS. Jangan jauhi odha, mereka butuh kamu !.”

Teringat Ramli yang tubuhnya semakin lemah dan hati yang patah. Dokter memberikannya obat antiretroviral yang berguna memperlambat proses pertumbuhan HIV dalam tubuh. Hanya segelintir keluarganya yang aktif merawat dan menemani masa-masa hidupnya. Karena fisiknya yang semakin lemah, dan tekanan batin yang kian menggerogoti fikikirannya, akhirnya dia meninggal dunia.

Sekali lagi, Odha itu manusia, butuh diberi perhatian, bukan dijauhi ! Bayangkan jika kamu menjadi Ramli. Sanggupkah bertahan di tengah segala tekanan dan hinaan ? Jika tak ingin tertular, berpantanglah melakukan seks dengan Odha, gunakan jarum suntik baru yang steril ketika melakukan transfusi darah dan pastikan menggunakan benda-benda yang sudah disterilkan.

Untuk odha, jangan khawatir, masih ada kami yang peduli terhadap keberadaan kalian. 


Pelajari dulu ilmunya, pelajari segala hal tentang HIV, AIDS dan ODHA maka kamu akan memahaminya. 
Be Care ! Be aware !




You Might Also Like

2 comments:

  1. Maaf persyaratan Anda masih kurang, mohon segera dilengkapi.

    1. Peserta lomba juga wajib memfollow @AusAID @VIVAnews @VIVAvlog
    *Hasil postingan Twitter harus capture dan imagenya dimasukkan ke dalam artikel yang dilombakan.

    2. Peserta wajib mencantumkan domisili di dalam blog yang dilombakan.
    Contohnya: Pontianak - Kalimantan Barat

    Thanks.

    ReplyDelete
  2. maaf, sejak awal saya sudah follow ketiga twitternya, saya pun mencantumkan domisili di bagian atas, sebelum gambar pertama. Terimakasih

    ReplyDelete