The Way Home

11:47:00 Unknown 0 Comments



Nenek.
Sosok yang kadang terlupakan.

Namun bagiku, keberadaan dan jasa seorang nenek tak bisa dibandingkan dengan apapun. Sejak kecil, aku dititpkan orang tuaku yang sibuk bekerja kepada nenek tercinta. Namun berbeda dengan cerita the way home ini,  
Di sini, nenek ini adalah ibu dari ibu si anak kecil, Sangwoo namanya. Anggaplah aku Sangwoo, tapi neneknya adalah ibu dari nenek aku. Tak bisa diduga memang, ternyata  aku  sejahat Sangwoo, ternyata aku tak kalah kurang ajarnya seperti Sangwoo. Jujur, aku pernah menggigit kaki uyut  yang seumuran dengan nenek Sangwoo karena ia tak bisa mengejarku dengan kencang. Uyut, ya aku lebih sering menyusahkannya dibanding aku menyusahkan orang lain. Jika tak ada teman yang datang, aku memaksa dia bermain masak-masakan. Aku jadi penjual makanannya, dan uyut menjadi pembelinya. Jika bosan

0 komentar:

Wanita –Wanita Parlemen : Dari Latihan Sampai Sidang

16:44:00 Unknown 0 Comments





Berawal dari niatan untuk mempersembahkan suatu karya nyata dari Kafha angkatan 2010. Amrin, dia mengerahkan kami untuk berkumpul mengucurkan aspirasi tentang suatu pertunjukan yang layak untuk ditampilkan. Asalnya bayak ide simpang-siur, teater musical lah, teater bertema anti korupsi lah, hingga tetaer tentang emansipasi wanita. Namun akhirnya di minggu ketiga, penulis naskah dan sutradara beserta pembimbing teater sepakat untuk menyadur naskah karya Aristophanes, Wanita – Wanita Parlemen.  Dan entah dipengaruhi

0 komentar:

Dongeng Kinan Untuk Langit

20:35:00 Unknown 0 Comments


0 komentar: