Toleransi yang Terkubur Mati dalam Hati

08:26:00 Unknown 2 Comments





Mengacu kepada Ahmad Wahib, seharusnya ”manusia dipandang dan dinilai tanpa dihubunghubungkan
dari kelompok maupun alirannya. Memahami manusia sebagai manusia.”

Konflik, perpecahan, perseteruan, penindasan, pembunuhan mengapa harus terjadi hanya karena iman yang berbeda ? kita dengan keyakinan
kita, dan mereka dengan keyakinan yang  mereka anut. Tak usah saling menyalahkan, jika sudah diawali, bukan tidak mungkin, konflik itu akan terus berlangsung.

Tak tersayatkah hati, ketika melihat dua saudara kita di sana saling bunuh karena berbedanya prinsip hidup  ? mereka saudara kita..dan mereka mati karena iman.

Begitulah jika toleransi mulai sakit parah dan perlahan mati dalam hati. Selalu merasa yang berbeda adalah yang harus diperangi. Senjata dipersiapkan di setiap sudut rumah, celurit, parang, pistol semua diselip di balik celana, bersiap membinasakan lawan yang berbeda tujuan. Tak pandang bulu, entah ia tua, buta, wanita ataupun pria, yang berbeda adalah musuh. Sungguh menyedihkan.

Katanya ingin hidup damai ...  lalu mengapa bercerai ?
Katanya ingin hidup aman  ... lalu mengapa tak toleran ?
Dimulai dari diri sendiri, memanusiakan manusia dengan toleransi. 



You Might Also Like

2 comments:

  1. Yap, betul sekali... semua di mulai dari toleransi. Kunci untuk tetap bersanding dalam keberagaman. prinsip hidup, agama, dan kebudayaan. :D

    ReplyDelete
  2. Terimakasih atas komentarnya :)

    ReplyDelete